Rabu, 21 Mei 2014

Human Quotient


Umumnya dengan bertambah usia, seseorang itu belajar menjadi lebih dewasa dalam bersikap. Bagaimana seseorang tersebut bisa mengelola emosi dengan baik, seseorang dinilai pandai tidak hanya mampu mempunyai IQ yang tinggi namun juga harus memiliki EQ (Emotional Qoutient).Berdasarkan pada teori EQ maka keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh tinggi-rendahnya IQ seseorang yang bersangkutan tetapi ditentukan oleh bagaimana seseorang tersebut mengelola hubungan antarpersonal secara lebih bermakna. EQ telah memberikan suatu rasa empatik, cinta, ketulusan, kejujuran, kehangatan, motivasi dan kemampuan merespon kegembiraan atau kesedihan secara tepat. EQ juga memberikan kesadaran mengenai perasaan milik diri sendiri dan perasan milik orang lain.



Berbeda dengan IQ yang relatif tak berubah pada diri manusia dan karenanya dapat diukur/dinilai, sedangkan EQ bisa mengalami perubahan, meningkat dan menurun. EQ bisa dipelajari untuk terus ditingkatkan dan disempurnakan. Bahkan EQ menjadi landasan bagi penggunaan IQ secara lebih efektif. Namun dengan memiliki EQ yang tinggi belum dapat menghantarkan manusia pada hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya. Sehingga munculah SQ (Spiritual Qoutient).

Sebagaimana halnya EQ, SQ juga merupakan hasil kerja elaborative temuan-temuan bidang neurologi dan psikologi. Freud membagi proses psikologis menjadi 2 (dua) yaitu proses primer dan proses sekunder' Proses primer diasosiasikan dengan EQ dan proses sekunder diasosiasikan dengan lQ. EQ mencermikan jaringan asosiatif syaraf otak dan lQ mencerminkan jaringan serial syaraf otak.Proses primer dan sekunder saling berebut kendali dan ekspresi, oleh karenanya terjadi persaingan antara keduanya. Sedangkan SQ ditengarai sebagai proses psikologi yang ketiga dan didasarkan pada sistem syaraf otak ketiga, yakni osilasi-syaraf sinkron yang menyatukan data di seluruh bagian otak. SQ memfasilitasi dialog antara IQ dan EQ sebagaimana yang disebutkan oleh Zohar dan Marshall bahwa SQ merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai hidup' menempatkan perilaku dalam konteks makna secara lebih luas dan kaya' SQ merupakan prasyarat bagi berfungsinya IQ dan EQ secara efektif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar