Selasa, 17 Juni 2014

Kasih Sayang




Siang yang sangat terik mengantarkan perjalananku menuju kampung halaman, namun ketika sampai di terminal pekat awan menghapus teriknya siang. Namun angin tetap berhembus riang menerpa segala yang ada disekitarnya. Tak lama kemudian mobil angkutan kota yang aku tumpangi berangkat. Lumayan aq mendapat kelonggaran di siang ini, biasanya setiap kali pulang selalu berdesak-desakan belum lagi pak sopir yang main kebut sembarangan. Lupa mungkin sedang membawa nyawa orang, mungkin itu ungkapan sedikit hatiku ketika perjalanan pulang. Ditengah-tengah perjalanan, tiba-tiba mataku merasa dikejutkan oleh sesuatu. Nampak disuatu sudut tembok rumah besar ada seorang laki-laki yang berambut panjang, dengan wajah muram dan berpakaian kumal. Nah, inilah pemandangan kota ku yang saat ini. Sebenarnya bukan kali ini saja aku mendapati pemandangan yang seperti demikian. Seketika itu dalam fikiranku mengapa orang-orang yang seperti demikian tidak ada yang memperhatikan akan eksistensinya, Bukankah kita sebagai sesama makhluk diwajibkan untuk saling mengasihi dan menyayangi, seperti yang terdapat dalam hadist nabi yang dinukil dari kitab qomi'ut tughyan yang berbunyi:
اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
Para penyayang akan disayangi oleh Dzat Yang Maha Penyayang. Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya siapa saja yang ada di langit akan menyayangi kamu.

Kesadaran itu memang tidak dapat dipaksakan, itu semua timbul dari hati masing-masing, namun kita ini adalah negara hukum dimana dalam upaya pembentukan kesadaran terdapat aparat-aparat negara yang bertugas mentertibkannya. Berkenaan dengan perihal diatas mengenai eksistensi orang terlantar, maupun anak jalanan perlunya peran serta pemerintah yang bekerja sama dengan masyarakat dalam mentertibkannya. Akan lebih baik jika orang-orang tersebut dikumpulkan kemudian dibina agar memiliki keterampilan serta memiliki kehidupan yang semestinya. Andaikan diantara mereka ada yang mengalami gangguan kejiwaan maka pemerintah hendaknya menempatkannya pada rumah sakit jiwa, serta memberikan penghidupan kepadanya. Hal ini adalah realisasi dari Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Jika orang-orang tersebut dibina dengan kasih sayang maka akan memberi konstribusi yang positif bagi negara ini seperti menurunya angka kemiskinan yang berdampak pada kemajuan bangsa selain itu timbul hubungan antar sesama yang baik, adanya perasaan saling memiliki dan menjaga. Adanya rasa saling menyayangi itu juga akan menumbuhkan keseimbangan dalam berbagai sisi kehidupan. Kasih sayang mampu menghilangkan perasaan tamak, kasih sayang mampu menghilangkan egois dalam diri, adanya kasih sayang mampu menyatukan perbedaan. Sepertinya hal-hal seperti ini yang perlu pemerintah dan masyarakat fikirkan, tidak saja melulu menggali potensi kekayaan alam tetapi juga harus memperhatikan kondisi orang-orang sekitar yang membutuhkan uluran tangan kita.

Selasa, 03 Juni 2014

Kesombongan Diri

Langkah kaki akan terhenti disaat dia tak mampu menyokong lagi raga ini, tangan ini akan terdiam disaat syaraf-syaraf  tak lagi berfungsi, nafas ini akan terhenti disaat jantung tak lagi mampu memompa darah dalam raga begitu pula dengan mata ini akan selamanya tertutup, tak mampu lagi melihat indahnya alam ini. Lalu yang harus dipertanyakan, apa yang perlu kita bangga-banggakan dan kita sombongkan??? Cantik, cantik itu tak abadi. Harta, harta dalam sekejap dapat saja lenyap. Kedudukan atau jabatan, juga tidak abadi. Tidak ada yang kekal didunia ini, nanti kita akan mengalami masa tua, dimana raga ini akan mengalami banyak perubahan, kulit ini akan keriput, jangan bangga dengan kulit mulus dan putih sekarang, ada kalanya roda kehudupan juga berputar. Belum tentu kita selalu berada pada putaran atas, kadang kala posisi akan berada dibawah. Ingat bahwasanya semua kenikmatan itu datangnya dari Allah SWT. Dia lah Dzat yang Maha Pemurah cinta dan kasih. Bagaimana mungkin, organ dalam tubuh beserta susunan saraf tubuh itu mampu menjalankan fungsinya dengan dikendalikan oleh syaraf otak dalam waktu belum sampai detik kalau bukan karena kuasa-Nya. Subhanallah, kita mampu melihat keindahan alam, beranekaragam warna nan cantik. Coba kita bayangkan jikalau lima menit saja kita tidak mampu bernafas, sesak. Sementara Allah Maha Pemurah, kita tidak perlu mencari dan membeli oksigen. Perlu kita ada sadari bahwasanya apa yang kita miliki adalah titipan dari Allah SWT, jika semua menyadari itu maka tidak akan ada rasa dan sifat sombong. Pandai, kesuksesan, kedudukan tidak akan tercapai tanpa bantuan Allah sebab Dia lah yang berhak menentukan bagaimanapun usaha itu kita lakukan. Tetap menjaga perasaan orang lain ketika berbicara, mampu melihat perbedaan yang terjadi  serta rendah hati walaupun memiliki banyak kelebihan. Tidak membicarakan berapa banyak harta yang dimiliki, membicarakan kepandaiannya, seberapa dia sering pergi keluar negeri, dan lain sebagainya. Tetaplah dalam balutan diri rendah hati, menjaga amal sholeh, dan selalu mengingat bahwasanya apa yang kita miliki dan kita capai adalah karena Allah. Mengerjakan amal sholeh dengan ikhlas semata mata karena Allah SWT. Sesungguhnya balasan bagi orang-orang yang sombong tertuang dalam  Firman Allah SWT : ”Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menginginkan kesombongan di muka bumi dan kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa (QS al-Qashshash-83.)